Mesin berteknologi VVT-i yang sekarang
melanda mobil-mobil di Indonesia,
diklaim produsen mesin semakin efisien dan bertenaga, ramah lingkungan serta
hemat bahan bakar.
VVT-i atau Variable Valve Timing-intelligent (sering disalahartikan dengan
injection) bisa diterjemahkan dalam kalimat awam pengaturan pintar waktu buka
tutup valve yang variatif.
[sunting] Konsep teknologi
Tinjauan dasar VVT-i adalah mengoptimalkan torsi mesin pada setiap kecepatan
dan kondisi pengemudian yang menghasilkan konsumsi BBM yang efisien dan tingkat
emisi bahan bakar yang sangat rendah.
Itulah sebabnya kendaraan bermesin teknologi VVT-i sanggup menghasilkan tenaga
yang besar sekalipun kapasitas cc slinder mesin kecil. Sebagai contoh Toyota
Vios dengan mesin 1.497 cc menghasilkan 109 dk dengan Torsi 142 Nm sehingga
dibandingkan mesin konvensional yang menghasilkan tenaga 75 % nya.
[sunting] Mekanisme
Cara kerjanya cukup sederhana. Untuk menghitung waktu buka tutup katup (valve
timing) yang optimal, ECU (Electronic Control Unit) menyesuaikan dengan
kecepatan mesin, volume udara masuk, posisi throttle (akselerator) dan
temperatur air. Agar target valve timing selalu tercapai, sensor posisi
chamshaft atau crankshaft memberikan sinyal sebagai respon koreksi.
Mudahnya sistem VVT-i akan terus mengoreksi valve timing atau jalur keluar
masuk bahan bakar dan udara. Disesuaikan dengan pijakan pedal gas dan beban
yang ditanggung demi menghasilkan torsi optimal di setiap putaran dan menghemat
konsumsi BBM.
[sunting] Pemeliharaan
Adopsi teknologi VVT-i ke mesin mobil juga memberikan kelebihan minimnya biaya
pemeliharaan yang harus ditanggung. Sebab tune-up seperti setel klep dan lain
sebagainya tidak diperlukan lagi.
Namun demikian, sebaiknya tetap lakukan service berkala, hindari sembarangan
bengkel, dan gunakan oli mesin dengan grade yang dibutuhkan sesuai dengan
manual yang dikeluarkan pihak pabrikan mobil. Memilih sembarang bengkel untuk
mobil ini menjadi pantangan, pasalnya mesin ini memerlukan komputer diagnosa
khusus yang hanya tersedia dibengkel resminya. Suatu hal yang masih sulit untuk
dilakukan pemilik mobil mayoritas di Indonesia yang umumnya mengutamakan mobil
yang serbaguna, handal, terjangkau dan tidak sulit perawatan